Obat yang Mempengaruhi Sistem Saraf Pusat – Sistem saraf pusat mengendalikan fungsi semua jaringan tubuh. Sistem saraf perifer menerima banyak input sensorik dan mengirimkannya ke otak melalui sumsum tulang belakang. Otak memproses informasi tersebut dan menghilangkan sebagian besar yang tidak penting. Setelah evaluasi informasi sensorik, sistem saraf pusat mengirimkan sinyal saraf ke organ atau jaringan yang tepat untuk menimbulkan respons yang sesuai.
Zat kimia memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas dan fungsi sistem saraf pusat. Meskipun pengetahuan kita tentang berbagai fungsi otak dan neurotransmitter yang terlibat masih terbatas, penjelasan tentang mekanisme kerja obat dapat menjadi tidak jelas. Beberapa neurotransmitter yang dikenal adalah asetilkolin yang terlibat dalam memori dan belajar, norepinefrin yang terlibat dalam mania-depresi dan emosi, serta serotonin yang terlibat dalam ritme biologis, tidur, emosi, dan rasa sakit.
Stimulan Sistem Saraf Pusat
Stimulan adalah obat yang bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat (obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat). Beberapa contoh stimulan psikis adalah kafein, kokain, dan amfetamin. Obat-obatan ini digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan mental dan mengurangi kelelahan. Namun, dosis kafein di atas 200 mg (sekitar 2 cangkir kopi) tidak meningkatkan kinerja mental, tetapi dapat menyebabkan kegelisahan, mudah marah, tremor, dan sakit kepala.
Penggunaan kafein secara berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan psikologis. Jika kafein dihentikan, seseorang mungkin mengalami gejala penarikan ringan seperti iritabilitas, kegelisahan, dan sakit kepala.
Kafein dan zat kimia terkait lainnya seperti teofilin dan teobromin memiliki efek stimulasi yang berbeda-beda. Mereka sering digunakan dalam beberapa obat over-the-counter.
Kafein bekerja dengan menghambat reseptor adenosin sebagai antagonis. Karena kafein memiliki struktur yang mirip dengan adenosin, kafein dapat mengisi reseptor adenosin dan menghambat pelepasan neurotransmitter. Namun, kafein juga dapat bekerja sama dengan norepinefrin atau angiotensin untuk meningkatkan tindakan mereka. Blokade reseptor adenosin oleh kafein menghasilkan efek stimulasi.
Amfetamin
Stimulasi yang terjadi akibat amfetamin disebabkan oleh pelepasan norepinefrin yang berlebihan dari tempat penyimpanan dalam sistem saraf di luar otak. Tidak diketahui apakah efek yang sama terjadi di dalam sistem saraf pusat. Terdapat dua teori lain mengenai cara kerjanya, yaitu amfetamin terdegradasi lebih lambat daripada norepinefrin atau mereka dapat berinteraksi dengan reseptor serotonin.
Dalam dosis terapeutik, amfetamin dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa kelelahan dan nafsu makan, meningkatkan konsentrasi, serta meningkatkan motivasi dan kemampuan kerja. Mereka memberikan perasaan semangat, energi, kekuatan, fokus, dan motivasi yang meningkat. Kebutuhan untuk tidur atau makan berkurang.
Amfetamin terdiri dari tiga jenis yaitu levoamphetamine (Benzedrine), dextroamphetamine (Dexedrine), dan methamphetamine (Methedrine). Ketiganya secara kolektif disebut sebagai amfetamin. Benzedrine adalah campuran dari kedua jenis amfetamin, dextro dan levoamphetamine. Isomer dextro ini beberapa kali lebih kuat daripada isomer levo.
Pergeseran penggunaan dan penyalahgunaan amfetamin merupakan masalah serius yang melibatkan berbagai kelompok seperti ibu rumah tangga yang menggunakan pil diet, atlet yang ingin meningkatkan kinerja, sopir truk yang melakukan perjalanan panjang tanpa henti, atau mahasiswa yang begadang semalam suntuk untuk menghadapi ujian.
Demikianlah ulasan sederhana kami mengenai obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Semoga bisa bermanfaat dan salam sehat selalu. (maglearning.id)