Strategi akuisisi adalah salah satu strategi pertumbuhan perusahaan. Bagaimana kinerja yang dihasilkan dari strategi pertumbuhan yang terkait dengan akuisisi ini. Karena banyak korporasi memakai lebih dari satu strategi pertumbuhan, riset yang serius harus dilakukan pada kinerja keuangan dikaitkan dengan strategi ini.
Meskipun volume riset topik ini masih relatif sedikit. Namun sejumlah studi telah menyimpulkan bahwa para stockholder sebagai target bisnis (yang diperoleh) menguntungkan secara finansial dari pengambilalihan (akuisisi), pada bagaimana tingkat pendapatan para shareholder korporasi yang tidak jelas.
Satu alasan kurangnya kejelasan bahwa jika persaingan terjadi di antara para stockholder untuk penawaran sebagai target korporasi adalah harga dari target perusahaan yang diakuisisi bisa naik hingga di atas keuntungan normal, yang berarti kemenangan penawaran. Dengan kata lain, ketika individu dan sinergitas potensial unik eksis di antara seorang stockholder dengan target perusahaan, penawar yang lain bisa tidak ikut dalam kompetisi penawaran untuk target korporasi.
Dalam situasi seperti ini, keuntungan di atas normal bisa bertambah pada pendapatan korporasi. Apakah persaingan penawaran terjadi atau tidak, bisa menjelaskan mengapa bukti tidak menjelaskan keuntungan dari akuisisi pada shareholders pada pendapatan korporasi.
Alasan lain kekurangjelasan mungkin bahwa sumber sinergi bisa berubah setiap waktu. Apa yang akan memberikan sinergi positif antara penawar dan target korporasi pada satu hal bisa memberikan suatu sinergi negatif pada hal lain. Belum alasan lain bisa membingungkan pada apakah pemodal saham pada pendapatan korporasi dikonsentrasikan atau tersebar.
Akuisisi di era digital saat ini adalah hal yang wajar dan rutin dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Lihat saja bagaimana Fecebook mengakuisisi Instagram dan WhatsApp.
Apple hampir tiap tiga minggu sekali selalu melakukan akuisisi perusahaan-perusahaan kecil. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan sumber daya potensial untuk membangun sumber daya korporasi. Termasuk di dalamnya adalah intangible assets.
Catatan lain yang membingungkan adalah perbedaan paradigma teoritis yang dipicu pengamatan empiris. Nah, strategi korporasi dan kemungkinan hasilnya akan kita bahas di sini.
Strategi Akuisisi Adalah Tidak Menguntungkan
Dalam ekonomi mikro, baik dalam salah satu alur penelitian, organisasi industri – dan dalam pilihan teori finansial, menyarankan bahwa akuisis tidak menguntungkan para shareholder dan pada pendapatan korporasi. Menurut perspektif mikroekonomi, pasar diindikasikan oleh persaingan sempurna.
Kesempurnaan persaingan pasar terkait dengan sejumlah besar dari korporasi, bukan pada mana yang berpengaruh pada harga atau penawaran; masing-masing korporasi mempunyai pengetahuan lengkap mengenai aktivitas dari seluruh korporasi lain, termasuk profitabilitasnya; ada banyak pelanggan, semua pelanggan mempunyai pengetahuan lengkap mengenai seluruh produk dan harga; semua produk industri adalah homogen; ada banyak kesamaan pendapatan potensial korporasi, semua shareholder mempunyai informasi yang sempurna dan tidak ada shareholder secara individu yang dapat mempengaruhi harga saham.
Dalam setting tertentu, akuisisi dapat menawarkan hanya return di atas rata-rata bagi para shareholder target korporasi. Pendapatan stockholder korporasi akan menerima hanya ”normal return” karena, ketika pendapatan korporasi membuat penawaran untuk korporasi lain, yaitu para pesaing juga akan mengakui nilai dari target korporasi dan dari sini akan menjanjikan persaingan pendapatan untuk memicu harga dari target stock korporasi. Hingga hanya penghasilan normal yang bisa direalisasikan. Para ilmuwan banyak dipengaruhi oleh perspektif ini dan telah umum digunakan dalam membangun dukungan empirik untuk teorinya.
Dalam teori organisasi industri tradisional, ini menunjukkan bahwa lingkungan eksternal menentukan strategi dan return korporasi. Menurut teori ini, lingkungan-lingkungan industri berbeda pada return potensial mereka. Korporasi yang operasi unit bisnis dalam lingkungan industri yang favorable akan mempunyai penghasilan tinggi dibanding dengan korporasi yang beroperasi dalam lingkungan industri yang unfavorable.
Secara implisit dalam organisasi industrial adalah premis sehingga pendapatan korporasi yang ditunjukkan industri adalah mahal karena penghasilan yang besar yang dihasilkan oleh industri-industri itu, sehingga akuisisi dapat memberikan tidak lebih dari normal return. Konsekuensinya, akuisisi akan dihindari karena tidak dapat menguntungkan shareholder korporasi.
Pemilihan teori finansial juga menekankan lingkungan financial market daripada korporasi. Sejak teori ini asumsi bahwa market adalah dalam bentuk persaingan, pendapatan menunjukkan target korporasi akan mahal (merugikan). Oleh karena itu, strategi akuisisi dari pendapatan potensial korporasi akan sama, dan market akan mengumpul harga dari berbagai akuisisi. Seperti dalam kenyataan, teori-teori tidak diperlukan merekomendasikan akuisisi karena memikirkan manfaat tertentu mengenai pendapatan shareholder korporasi.
Dari semua cara memikirkan atribut penting mengenai lingkungan dan faktor-faktor eksternal kemudian mengenai strategi kekuatan kelemahan relatif dari korporasi dan unit-unit bisnis. Kesimpulannya, sejak akuisisi diperlihatkan sebagai strategi serupa yang hanya memberikan return normal dalam persaingan pasar, para sarjana tidak mempertimbangkan akuisisi yang menguntungkan bagi shareholder korporasi.
Strategi Akuisisi Adalah Mungkin Menguntungkan
Pelopor kontingensy theory dan resourse-based teory menyarankan bahwa akuisisi bisa menguntungkan pendapatan shareholder korporasi. Contingency theory memperdebatkan bahwa returns dipengaruhi tidak hanya oleh lingkungan tetapi juga oleh strategi yang cocok antara unit bisnis korporasi dengan lingkungan mereka.
Sekumpulan pemikiran yang lebih realistik menunjukkan pasar sebagai persaingan tidak sempurna (pasar yang terdiri dari individual supplier atau pelanggan dapat mempengaruhi harga dan penawaran, di mana korporasi tidak mempunyai pengetahuan lengkap mengenai produk dan harga, di mana produk dibedakan, dan di mana pendapatan potensial korporasi bisa berbeda keuntungan dari pembelian suatu target korporasi sehingga akan menyerahkan penawaran yang berlainan. Terhadap korporasi yang sama). Pada skenario ini, korporasi bisa mengikuti perbedaan strategi akuisisi dan karena itu akan menghasilkan pendapatan yang berbeda.
Secara implisit dalam contingency theory mengasumsikan bahwa akuisisi bisa menciptakan nilai shareholder. Terkait akuisisi di mana pendapatan dan target korporasi dikaitkan dengan industri dan mempunyai core kompetensi yang sama. (seperti dalam research and development) atau kelengkapan core konpetensi (seperti satu industri dan satu pemasaran).
Hasil dari riset mengenai akuisisi, relevan terhadap peta berpikir. Beberapa studi menunjukkan bahwa terkait dengan akuisisi bisa digabungkan dengan besarnya return relatif terhadap pendapatan stockholder korporasi.
Namun, studi lain menanyakan nilai dari keterkaitan dalam akuisisi. Beberapa telah mendasarkan tidak signifikan perbedaan dalam return terhadap pendapatan shareholder korporasi apakah akuisisi telah dikaitkan atau tidak dikaitkan. Dasar lain yang tidak mengaitkan akuisisi diasosiasikan dengan return yang tinggi terhadap pendapatan owners perusahaan kemudian dikaitkan dengan akuisisi.
Menurut pelopor dari resourse-based theory, walaupun peluang dan ancaman lingkungan ditangani dengan baik, tidak akan berpengaruh penting terhadap performance organisasi, karena selalu berubah.
Motif-Motif Manajer Untuk Akuisisi
Motif para manajer dalam menerapkan strategi akuisisi adalah bermacam-macam. Secara ideal interest dari top manajemen dan owner korporasi akan selaras, walaupun nyatanya sering tidak. Dalam kenyataannya, menurut sejumlah studi, kompensasi dari top level manager memperlihatkan tidak ada kaitan dengan kesuksesan finansial dari organisasi.
Sejak kompensasi sering tidak mengikat hasil level bawah, top manager bisa memilih strategi korporasi yang dapat memperkaya mereka tanpa membutuhkan keuntungan stockholdernya. Potensi konflik kepentingan ini, diistilahkan agency problem, di tuasi di mana owners’agents, manager top organisasi, gagal memainkan peran pada kepentingan terbaik dari owners.
Agency problems secara kelaziman tertentu dalam situasi akuisisi. Sejak suatu akuisisi dengan segera meningkatkan pendapatan korporasi dan sejak kompensasi yang tinggi pada top manajemen dikaitkan terhadap ukuran korporasi, top manajer bisa dengan baik mendorong untuk memperoleh korporasi lain. Akuisisi sering menyangkut signifikansi sejumlah kewajiban finansial pembelian, bisanya dalam beberapa tahun profit tidak akan menggembirakan.
Terakhir, akuisisi korporasi dalam industri lain bisa juga menguntungkan pendapatan top manajemen korporasi tapi bukan pada stockholder. Diversifikasi dapat mengurangi risiko bahkan top eksekutif akan melepaskan pekerjaan karena mengurangi seluruh risiko melalui penyebaran (perluasan) risiko dibanding dengan satu industri.
Demikianlah bahasan kami tentang pilihan strategi akuisisi adalah salah satu strategi yang bisa dipilih untuk pertumbuhan perusahaan dan bagaimana kemungkinan hasilnya. Semoga bermanfaat. Salam belajar menyenangkan kapan saja di mana saja (maglearning.id).